Sebuah Renungan

Manusia, dengan lika-liku hidupnya terkadang unik untuk disimak. Saya disini menggambarkan diri pribadi untuk pencerminan. Saat memperoleh kesenangan, kita bisa berucap syukur kepada Allah..sehingga menikmati yang didapat dan dirasakan. Betapa menghargai arti dari sebuah perjuangan dan keberhasilan. Namun, ketika musibah sedang memihak, kita lupa untuk tetap bersyukur, sehingga meratapi keadaan..terpuruk dan sakit. Merasa rendah diri dan tidak diperhatikan oleh Allah.Disisi lain, saat seseorang tertimpa sakit atau kesusahan, betapa sangat tabah, mensyukuri, terus berdoa dan berusaha memperbaiki diri hingga kebahagiaan itu datang. Namun, saat sudah berhasil terjadi perubahan. Mendadak lupa akan doa dan Sang Pemberi bahagia. Terbawa oleh nikmat yang melenakan hingga bersyukur saja tidak sempat. Wew..
Apa yang akan terjadi pada dirinya saat dia kembali diuji oleh Sang Maha Adil? Apakah dia akan mengingat saat-saat dia sedang bahagia dulu sehingga dia mengerti mengapa kembali diuji? Ataukah hanya terdiam, merasa terpuruk bagai manusia yang merasa terabaikan? Hehehe...itulah manusia. Sering kita mengeluh, "Tuhan, mengapa Engkau selalu mengujiku? kapan Engakau memberiku kebahagiaan?" sedang kita tiada upaya nyata untuk mewujudkan yang kita inginkan. Apakah keberhasilan hanya cukup dengan doa dan meminta? Hmm...
Maaf untuk pembaca blog saya, niat untuk menulis ini hanyalah sebuah renungan untuk saya sendiri, dan alhmdulillah jika bisa setidaknya bisa menjadi ranting yang menjuntai saat kita sedang terombang-ambing terbawa arus fikiran yang tak menentu. Berhenti sejenak, untuk berfikir positif dan melihat peluang ke depan. Siapa tau, kita sudah dekat dengan daratan :)
Jadi inget kata sepupu saya, "Saat kamu menangis dikala berdoa, saat itulah Allah rindu padamu. Allah Cinta sama kamu. Allah ingin kamu mengingatNYA, menyebutNYA dan meminta padaNYA, agar saat diberi nanti, kamu tidak lupa padaNYA." Cinta dari siapa yang sangat membahagiakan jika bukan Cintanya Allah pada kita?
Semoga catatan kecil ini bermanfaat...maaf dan terima kasih atas kesudian membacanya. Mumpung masih dalam nuansa ramadhan, selamat berpuasa bagi yang menjalani, semoga hidup kita menjadi lebih baik..

Posting Komentar untuk "Sebuah Renungan"